Di Negara Ini, Sekitar 2.500 Orang Terbunuh Akibat Petir dalam Setahun
Petir biasanya berlangsung kurang dari satu detik, namun sambarannya yang bisa berdaya 300 juta volt dan 30.000 amp sangat mematikan. Sudah banyak kematian di berbagai belahan dunia akibat sambaran petir.
Petir yang mematikan dapat menyebabkan udara di sekitarnya memanas hingga mencapai suhu lima kali lipat lebih tinggi dibanding suhu di permukaan matahari.
Dalam data terbaru, dikutip dari BBC, petir ternyata telah membunuh 2.500 orang di India dalam satu tahun. Data resmi itu juga menunjukkan sambaran petir telah menewaskan lebih dari 100.000 orang di India sejak 1967 hingga 2019.
Jumlah itu lebih dari sepertiga kasus kematian akibat bencana alam dalam kurun waktu tersebut.
Orang yang selamat dari sambaran petir pun harus hidup dengan kondisi lemah, pusing, dan kehilangan ingatan.
Sejak tiga tahun yang lalu, Badan Meteorologi India memulai prakiraan petir. Aplikasi-aplikasi seluler kini bisa melacak petir. Orang-orang diperingatkan melalui radio, TV, serta sukarelawan yang membawa megafon.
Sebuah inisiatif bernama Lightning India Resilient Campaign, yang juga telah berusia tiga tahun, berupaya meningkatkan kesiagaan di desa-desa rawan petir demi mengurangi angka kematian. Tetapi, jumlah sambaran petir juga meningkat tajam.
Studi dari lembaga nirlaba, Dewan Promosi Sistem Ketahanan Iklim menunjukkan terjadi lebih dari 18 juta sambaran petir sepanjang April 2020 hingga Maret 2021. Jumlah itu meningkat 34% dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya.
Data satelit yang dikumpulkan oleh Institut Meteorologi Tropis India juga menunjukkan sambaran petir "meningkat pesat" antara 1995 dan 2014.
Sejumlah negara bagian di India melaporkan sambaran petir besar-besaran, tapi ada tiga negara bagian yang menyumbang 70% angka kematian yakni Odisha, Jharkhand, dan Benggala Barat. Orang-orang yang bekerja di lahan pertanian adalah yang paling rentan tersambar.
Sandhyarani Giri, seorang guru sekolah tinggal di sebuah kampung nelayan berpenduduk padat di Fraserganja, sebuah wilayah yang berbatasan dengan Teluk Benggala dan berjarak 120 kilometer arah selatan dari Kolkata.
Area ini semacam titik panas sambaran petir. Sekitar 60 orang meninggal setiap tahunnya karena tersambar petir di tempat desa Giri berada.
Lanskap desa-desa pesisir ini terdiri dari lahan pertanian, telaga, serta rumah beratap seng dan jerami. Hidup di tepi laut bisa sangat berbahaya akibat badai siklon dan gelombang pasang yang terjadi. Petir lebih mungkin menyambar di darat, tetapi perairan di lepas pantai paling sering tersambar.
Pada dasarnya, petir terjadi akibat pelepasan listrik yang dipicu oleh ketidakseimbangan di dalam awan badai.
Oleh sebab itu, penduduk desa membuat konduktor petir sederhana untuk mengarahkan muatan listrik itu ke bumi.
Mereka menggunakan pelek sepeda bekas, bambu, dan kabel logam. Pelek dipasang di atas tiang bambu, yang kadang tingginya mencapai sembilan meter, diikatkan ke bangunan, terutama di pusat-pusat kegiatan masyarakat dan sekolah.
Konduktor itu akan mengalirkan listrik dari sambaran petir ke bumi tanpa menyebabkan kerusakan apa pun.
Namun penelitian Lightning Resilient India Campaing menunjukkan sebagian besar korban yang tersambar meninggal setelah berlindung di bawah pohon tinggi. Penduduk lokal yang bertani dan mencari ikan demi nafkah menjadi yang paling rentan tersambar.
Sejauh ini, kampanye itu berhasil menurunkan angka kematian akibat sambaran petir hingga 60% di beberapa negara bagian.
Para ilmuwan mengatakan ancaman dari perubahan iklim telah menyebabkan aktivitas petir meningkat. Suhu permukaan tanah dan laut yang meningkat membuat udara di atas lebih hangat, sehingga lebih banyak energi tersedia untuk mendorong badai petir.
Sebuah studi di Universitas California, Berkeley, menunjukkan bahwa sambaran petir di AS berpotensi meningkat 12% untuk setiap derajat kenaikan suhu rata-rata. Sedangkan di India, meningkatnya urbanisasi dan berkurangnya lahan hijau telah memicu kenaikan suhu.
Direktur Dinamika Badai Petir di Institut Metereologi Tropis India mengatakan bahwa intensitas petir di dunia meningkat. Baru-baru ini para ilmuwan mengonfirmasi rekor kilatan petir terpanjang, yakni hampir 500 mil (805 kilometer), di langit di tiga negara bagian AS.
Sementara itu, India menargetkan angka kematian akibat petir menurun menjadi 1.200 per tahun pada 2022.
Para relawan mengadakan sosialisasi untuk membangun kesadaran dan kesiagaan orang-orang di desa untuk diam di dalam rumah dan menghindari pergi ke ladang saat badai demi menjemput ternak.
Orang-orang juga diminta untuk tidak berkumpul di bawah pohon, menjauh dari kabel listrik, dan pagar besi. (ace)
Sumber: kumparan
0 Response to "Di Negara Ini, Sekitar 2.500 Orang Terbunuh Akibat Petir dalam Setahun"
Post a Comment