Perforasi Gastrointestinal
Perforasi gastrointestinal terjadi saat terbentuk lubang di sepanjang perut, usus besar, atau usus kecil.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti radang usus buntu dan divertikulitis.
Perforasi gastrointestinal juga dapat disebut sebagai:
usus pecah
perforasi usus.
Perforasi dapat menyebabkan isi lambung, usus halus, atau usus besar meresap ke dalam rongga perut.
Kemungkinan masuknya bakteri berpotensi menyebabkan peritonitis yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan cepat.
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, jaringan lapisan tipis yang melapisi perut.
Jika tidak diobati, peritonitis dapat menyebabkan keracunan darah atau sepsis hingga menyebabkan kegagalan organ.
Maka dari itu, orang dengan perforasi gastrointestinal memerlukan perawatan medis darurat.
Perforasi usus adalah keadaan darurat. Perforasi usus adalah keadaan darurat bedah paling umum yang terjadi di seluruh dunia.
Gejala
Gejala perforasi usus dapat bervariasi dan dapat muncul perlahan atau cepat, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Gejalanya dapat termasuk:
sakit perut (sering parah dan menyebar)
kram perut yang parah
kembung
mual dan muntah
perubahan kebiasaan buang air besar
pendarahan rektal
demam (biasanya tidak segera)
panas dingin
kelelahan.
Penyebab
Terdapat tiga penyebab utama perforasi usus:
rusaknya dinding usus karena infeksi, peradangan, atau pneyakit
peningkatan tekanan pada usus yang melemahkan dinding usus
trauma atau cedera langsung pada dinding usus.
Bentuk trauma paling umum adalah cedera yang tidak disengaja pada usus selama operasi. Terkadang, torehan atau luka terlihat jelas sehingga ahli bedah dapat memperbaikinya selama operasi.
Dalam beberapa kasus, luka tersebut tidak terlihat dan tidak ditangani hingga gejala berkembang setelah operasi.
Perforasi setelah operasi usus juga dapat terjadi saat jahitan atau staples gagal menjaga luka tetap tertutup.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis perforasi gastrointestinal, dokter mungkin akan melakukan rontgen dada atau perut untuk melihat udara pada rongga perut.
Dokter juga mungkin akan melakukan CT scan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik pada lokasi kemungkinan perforasi terjadi.
Pemeriksaan lab juga akan turut dilakukan untuk:
mencari tanda-tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih yang tinggi
mengevaluasi kadar hemoglobin untuk melihat jika terdapat kehilangan darah
mengevaluasi elektrolit
mengevaluasi kadar asam dalam darah
menilai fungsi ginjal
menilai fungsi hati.
Komplikasi
Komplikasi pada perforasi yang tidak diobati dapat meliputi:
pendarahan
infeksi (seperti peritonitis dan sepsis)
kematian.
Komplikasi dapat bergantung pada kesehatan umum seseorang, serta jumlah waktu yang diperlukan untuk mendiagnosis dan mengobati perforasi.
Perawatan
Pengobatan perforasi dilakukan untuk menghentikan isi usus memasuki perut serta mengobati jika terdapat infeksi.
Dalam kebanyakan kasus, pengobatan dapat berupa operasi darurat yang dilakukan bersamaan dengan pemberian antibiotik dan cairan IV.
Jenis operasi juga bergantung pada ukuran, lokasi, dan penyebab lubang.
Dokter mungkin dapat memperbaiki robekan kecil tanpa prosedur lain. Sementar itu, robekan yang lebih besar mungkin memerlukan pengangkatan sebagian usus atau kolostomi untuk memungkinkan usus sembuh.
Kolostomi adalah pembukaan melalui dinding perut yang memungkinkan isi usus keluar. Digunakan sebuah tas khusus untuk menampung isi perut tersebut.
Selama operasi, dotker mungkin perlu membersihkan rongga perut dan mengangkat jaringan yang terinfeksi.
Sumber : Kompas
0 Response to "Perforasi Gastrointestinal"
Post a Comment