Perusahaan Ini Berani Gaji Rp10 Juta Sehari, Tapi Risikonya Bikin Nyali Ciut

Setiap perusahaan memiliki risiko masing-masing. Besar-kecilnya risiko itu juga mempengaruhi bayaran atau gaji yang diterima pekerja.

Seperti para pekerja yang memilih bertahan untuk memperbaiki kebocoran di reaktor Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi Jepangini. Tak tanggung-tanggung mereka dibayar mahal, yakni Rp10,6 juta per hari.

Hal itu terjadi saat Jepang dilanda krisis radiasi yang parah pada 2011 lalu. Bayaran mahal itu dianggap setimpal karena maut yang mengintai mereka setiap saat.

Dikutip dari Daily Mail, perusahaan operator PLTN sebelumnya menawarkan gaji hingga lebih dari 100.000 yen per harinya, atau sekitar Rp10,6 juta, jika mau tetap tinggal memperbaiki reaktor.

Gaji ini 20 kali lipat dari gaji normal pekerja sebelum krisis terjadi. Namun, hanya segelintir orang yang mau mengambil tawaran penuh risiko ini ini.

Sebanyak 200 orang pemberani yang tinggal dijuluki sebagai samurai nuklir. Mereka menghabiskan hari-hari di PLTN bertaruh nyawa, bertarung dengan risiko besar.

Namun, perangkat atau alat keselamatan yang mereka pakai dikabarkan juga tak memadai. Ada dua orang pekerja yang terbakar kakinya setelah melalui genangan air yang mengandung plutonium.

Sepatu mereka pakai ternyata tak menutupi hingga atas mata kaki. Tingkat radiasi di lokasi itu juga masih belum stabil. Air laut dan beberapa genangan air yang diduga bocor dari salah satu reaktor mengandung radiasi berkadar 1.000 miliseverts per jamnya.

Shingo Kanno, seorang warga yang ditawari bekerja membantu di reaktor, mengatakan perusahaan menawarkan gaji besar karena sadar pekerjaan itu berbahaya.

Kanno mengatakan dia menolak tawaran perusahaan untuk tetap tinggal, karena tahu risiko yang akan dihadapi dan ditolak oleh keluarga besar. Radiasi dan kebocoran menunjukkan tingkat radiasi 1.250 kali lebih tinggi dari batas normal.

Air laut di luar PLTN juga dikabarkan sudah terkontaminasi radioaktif . Menurut pengujian, air laut di lokasi tersebut mengandung radiasi 3.335 kali lipat dibanding sebelum terjadi krisis. (ace)

Sumber: kumparan

BAGIKAN ARTIKEL INI KETEMAN ANDA